Monday, March 7, 2011

KANKER SERVIKS.. waspadalah!

Posted by Nia at 1:00 AM

Kanker serviks umumnya dikenal dengan penyakit kanker leher rahim, jenis penyakit ini banyak dialami oleh kaum hawa (wanita). Saat ini,kanker serviks menjadi penyebab kematian wanita nomor dua di dunia setelah penyakit jantung koroner. Namun dalam kurun waktu setahun ke depan diprediksi kanker leher rahim akan menjadi penyebab kematian wanita nomor satu, jika tidak dilakukan upaya deteksi dini dan pengobatannya.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker serviks. Jadi, jangan lagi memandang ancaman penyakit ini dengan sebelah mata. Waspadalah !


Berikut ada beberapa hal yang wajib Anda ketahui tentang kanker serviks ini : 


Apakah yang dimaksud kanker serviks?
  • Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim).
  • Perubahan ini biasanya memakan waktu beberapa tahun sebelum berkembang menjadi kanker. Oleh sebab itu sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi apabila terjadi perubahan pada sel serviks melalui skrining (papsmear atau IVA) dan menanganinya sebelum menjadi kanker serviks.

Bagaimana gejalanya?
  • Kebanyakan infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan gejala sedikitpun sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan sehari-hari.
  • Namun, jika dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi prakanker.
  • Bila kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala yang dapat timbul antara lain:
    1. Pendarahan setelah senggama.
    2. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
    3. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
    4. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
    5. Nyeri ketika berhubungan seksual.
  • Jangan tunda untuk menghubungi dokter jika Anda menemui gejala tersebut.

Apa penyebabnya?
  • Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan kanker.
  • HPV 16 dan 18 secara bersama mewakili 70% penyebab kanker serviks.
  • Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya namun kadang bisa menjadi infeksi persisten yang dapat berkembang menjadi kanker serviks.
  • Yang perlu diketahui mengenai virus HPV:
     HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
     Penularan dapat juga terjadi meski tidak melalui hubungan seksual.
     HPV dapat bertahan dalam suhu panas.


Beban kanker serviks apabila sudah terjadi?

Tindakan pengobatan atau terapi sangat bergantung pada stadium kanker serviks saat didiagnosis. Dikenal beberapa tindakan (modalitas) dalam tata laksana kanker serviks antara lain:
  1. Tindakan bedah (surgical treatment).
  2. Radioterapi
  3. Kemoterapi
  4. Terapi paliatif (supportive care) yang lebih difokuskan pada peningkatan kualitas hidup pasien. Contohnya: Makan makanan yang mengandung nutrisi, pengontrol sakit (pain control).

Mengapa setiap perempuan beresiko?
  • Setiap perempuan berisiko terkena HPV penyebab kanker serviks dalam masa hidupnya tanpa memandang usia, latar belakang dan gaya hidup.
  • Setiap perempuan berisiko karena :
    1. Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya. Mereka yang mengalami infeksi persisten jarang menunjukan gejala pada stadium awal, dan biasanya berkembang menjadi kanker serviks beberapa tahun kemudian.
    2. Setelah infeksi HPV, tubuh kita tidak dapat selalu membentuk kekebalan, maka kita tidak terlindungi dari infeksi berikutnya.

Faktor yang meningkatkan resiko terkena kanker serviks:
  • Menikah / hubungan seksual pada usia muda.
  • Sering melahirkan.
  • Merokok.
  • Berganti-ganti pasangan seksual.
  • Infeksi menular seksual.

Pencegahan yang bisa dilakukan sekarang:

Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksin HPV. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun.
Mengurangi faktor resiko: berhubungan seksual pada usia muda (di bawah 20 tahun), dan berganti-ganti pasangan seksual.
Secara berkala (satu tahun sekali) dilakukan pemeriksaan panggul dan pap smear untuk mengetahui gejala lebih awal.
Indonesia juga mengembangkan deteksi dini dengan IVA, Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Pencegahan melalui IVA, pap smear, ataupun vaksinasi yang dilakukan di negara-negara lain dapat mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks sampai 50 persen. Bahkan di Amerika Serikat, menurut American Cancer Society, penurunan mencapai 75% setelah tes Pap Smear dilakukan secara luas.
Untuk pengobatan, jika telah ditemukan adanya gejala kanker serviks segera menghubungi dokter untuk tindakan lebih lanjut.

sumber : sensitif - pregnancy test

0 comments on "KANKER SERVIKS.. waspadalah!"

Monday, March 7, 2011

KANKER SERVIKS.. waspadalah!


Kanker serviks umumnya dikenal dengan penyakit kanker leher rahim, jenis penyakit ini banyak dialami oleh kaum hawa (wanita). Saat ini,kanker serviks menjadi penyebab kematian wanita nomor dua di dunia setelah penyakit jantung koroner. Namun dalam kurun waktu setahun ke depan diprediksi kanker leher rahim akan menjadi penyebab kematian wanita nomor satu, jika tidak dilakukan upaya deteksi dini dan pengobatannya.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker serviks. Jadi, jangan lagi memandang ancaman penyakit ini dengan sebelah mata. Waspadalah !


Berikut ada beberapa hal yang wajib Anda ketahui tentang kanker serviks ini : 


Apakah yang dimaksud kanker serviks?
  • Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim).
  • Perubahan ini biasanya memakan waktu beberapa tahun sebelum berkembang menjadi kanker. Oleh sebab itu sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi apabila terjadi perubahan pada sel serviks melalui skrining (papsmear atau IVA) dan menanganinya sebelum menjadi kanker serviks.

Bagaimana gejalanya?
  • Kebanyakan infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan gejala sedikitpun sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan sehari-hari.
  • Namun, jika dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi prakanker.
  • Bila kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala yang dapat timbul antara lain:
    1. Pendarahan setelah senggama.
    2. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
    3. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
    4. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
    5. Nyeri ketika berhubungan seksual.
  • Jangan tunda untuk menghubungi dokter jika Anda menemui gejala tersebut.

Apa penyebabnya?
  • Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan kanker.
  • HPV 16 dan 18 secara bersama mewakili 70% penyebab kanker serviks.
  • Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya namun kadang bisa menjadi infeksi persisten yang dapat berkembang menjadi kanker serviks.
  • Yang perlu diketahui mengenai virus HPV:
     HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
     Penularan dapat juga terjadi meski tidak melalui hubungan seksual.
     HPV dapat bertahan dalam suhu panas.


Beban kanker serviks apabila sudah terjadi?

Tindakan pengobatan atau terapi sangat bergantung pada stadium kanker serviks saat didiagnosis. Dikenal beberapa tindakan (modalitas) dalam tata laksana kanker serviks antara lain:
  1. Tindakan bedah (surgical treatment).
  2. Radioterapi
  3. Kemoterapi
  4. Terapi paliatif (supportive care) yang lebih difokuskan pada peningkatan kualitas hidup pasien. Contohnya: Makan makanan yang mengandung nutrisi, pengontrol sakit (pain control).

Mengapa setiap perempuan beresiko?
  • Setiap perempuan berisiko terkena HPV penyebab kanker serviks dalam masa hidupnya tanpa memandang usia, latar belakang dan gaya hidup.
  • Setiap perempuan berisiko karena :
    1. Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya. Mereka yang mengalami infeksi persisten jarang menunjukan gejala pada stadium awal, dan biasanya berkembang menjadi kanker serviks beberapa tahun kemudian.
    2. Setelah infeksi HPV, tubuh kita tidak dapat selalu membentuk kekebalan, maka kita tidak terlindungi dari infeksi berikutnya.

Faktor yang meningkatkan resiko terkena kanker serviks:
  • Menikah / hubungan seksual pada usia muda.
  • Sering melahirkan.
  • Merokok.
  • Berganti-ganti pasangan seksual.
  • Infeksi menular seksual.

Pencegahan yang bisa dilakukan sekarang:

Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksin HPV. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun.
Mengurangi faktor resiko: berhubungan seksual pada usia muda (di bawah 20 tahun), dan berganti-ganti pasangan seksual.
Secara berkala (satu tahun sekali) dilakukan pemeriksaan panggul dan pap smear untuk mengetahui gejala lebih awal.
Indonesia juga mengembangkan deteksi dini dengan IVA, Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Pencegahan melalui IVA, pap smear, ataupun vaksinasi yang dilakukan di negara-negara lain dapat mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks sampai 50 persen. Bahkan di Amerika Serikat, menurut American Cancer Society, penurunan mencapai 75% setelah tes Pap Smear dilakukan secara luas.
Untuk pengobatan, jika telah ditemukan adanya gejala kanker serviks segera menghubungi dokter untuk tindakan lebih lanjut.

sumber : sensitif - pregnancy test

No comments:

 

My Life... My Journey... Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Birthday Gift Idea